Senin, 07 Desember 2009

BIMA SAKTI SI GALAKSI RAKUS

Galaksi Bima Sakti dicurigai suka ‘menelan’ bintang-bintang galaksi tetangganya.
Aliran bintang-bintang merupakan jejak-jejak yang ditinggalkan.
Menyaksikan langit malam musim kemarau, anda akan melihat bintang-bintang di seluruh bagian galaksi. Diantara bintang-bintang itu, terlihat lajur putih seperti awan yang membentang dari langit utara ke langit selatan. Terdapat daerah gelap seperti bayangan orang berkelahi dengan naga. Bangsa kita menvakini, itulah bavangan Bima yang tengah bergulat melawan naga. Maka, jalur putih itu diberi nama Bima Sakti. Galaksi besar yang terdekat dengan Bima Sakti adalah Andromeda, yang berjarak dua juta tahun cahava. Setahun cahava setara dengan 9,5 trilyun kilometer. Maka, dengan mata telanjang, kita tidak bisa melihat bintang-bintang di Andromeda. Karena itu, pada saat memandang langit, yang terlihat hanyalah bintang-bintang penghuni Bima Sakti.

..Di langit bagian utara, bintang yang paling terang kedua adalah Arcturus. Bintang ini memiliki gerakan yang berbeda dengan umumnya bintang-bintang di Bima Sakti. Demikian pula komposisi kimianya. Karena itu, Arcturus dicurigai tidak berasal dari Bima Sakti. Dia tamu dari galaksi lain. Para astronom berpikir, bintang ini lahir pada galaksi kecil, yang oleh Bima Sakti ditangkap, dirampas, dan diasimilasi. Diduga, dalam waktu yang lama galaksi ‘menelan’ ratusan galaksi kerdil tetangganya.

Galaksi-galaksi itu bercampur dengan Bima Sakti. Tabrakan atau interaksi antargalaksi menghancurkan gas di dua galaksi dan menimbulkan gejolak formasi bintang-bintang penghuninya. Meski kedudukannya terusik, bintang-bintang relatif tidak terpengaruh. Sebab mereka termasuk bagian kecil dari area piring galaksi yang mahaluas. Jarak bintang-bintang yang renggang menjadikan kemungkinan bertabrakan sangatlah kecil. Walaupun demikian, dinamika dan distribusi bintang-bintang pasti akan sangat berubah.

Pada 1970-an, astronom mulai mempelajari fenomena tubrukan antargalaksi. Mereka dipandu Arp Atlas of Peculiar Galaxies, katalog kumpulan galaksi aneh karya Halton Christian Arp. Katalog astronom Amerika itu mengoleksi 338 galaksi aneh. Beberapa teori mulai dikaji dengan simulasi komputer untuk memahami dan memprediksi struktur sifat-sifat galaksi aneh itu.Simulasi yang sangat terkenal di¬lakukan dua bersaudara Alar dan Juri Toomre pada 1972. Simulasi itu menunjukkan perjumpaan antara partikel dan galaksi, di mana arahnya berlawanan de¬ngan putaran cakram galaksi. Skenarionya, sebuah galaksi dengan satu titik pusat massa dikelilingi kumpulan partikel yang bergasing, diganggu kedatangan sebuah benda langit lainnya. Benda asing itu menabrak galaksi. Namun interaksi ringan itu tidak mengubah bentuk cakram galaksi. Galaksi tuan rumah hanya sedikit terganggu, dan bentuknya tetap tegar. Simulasi lainnya menunjukkan perjumpaan searah dengan pusaran cakram galaksi. Galaksi dengan satu titik pusat massa dihampiri partikel-partikel galaksi lain dari satu grup, dengan arah yang seiring, dan terjadi dorongan. Interaksi itu mengalami efek luar biasa. Tahap-tahap interaksi membentuk jembatan bintang-bintang mengalir di antara dua galaksi. Jalur-jalur bintang inilah yang terbentuk di sekitar Bima Sakti.

Galaksi Bimasakti diabadikan menggunakan kamera long exposure dari Bumi. .


Galaksi Bimasakti diabadikan menggunakan kamera long exposure dari Bumi


.Jalur bintang juga terbentuk akibat interaksi Milky Way dengan Sagittarius Kerdil (Sagittarius Dwarf). Bahkan aliran bintang Sagittarius Kerdil merupakan aliran yang paling keren, karena melibatkan 100 juta bintang.Interaksi Galaksi Sagittarius Kerdil ditemukan secara tidak sengaja oleh Rodrigo Ibata, Mike Irwin, dan Gerard Gilmore pada 1994. Dia disebut dengan SagDEG, kependekan dan Sagittarius Dwarf Elliptical Galaxy (Galaksi Elips Sagittarius Kerdil). Lokasinya 75.000 tahun cahaya dari matahari dan 50.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Hingga sekarang, dia diketahui sebagai galaksi terdekat dengan Bima Sakti. Dia dapat bertahan hingga beberapa orbit di sekitar Bima Sakti. Sagittarius sebenarnya hanya salah satu dari 15 hingga 20 galaksi mini yang mengorbit Bima Sakti. Juga terjadi perjumpaan Milky Way dengan Awan Magellan Besar (Large Magellan Clouds-LMC). Telah lama para astronom berpikir bahwa LMC adalah galaksi terdekat dengan Bima Sakti.

Hasil studi tentang LMC menunjukkan, dia berinteraksi dengan Bima Sakti. Diduga, LMC muda mirip gugus bola berukuran raksasa. Dia memipih membentuk piring akibat interaksi dengan Milky Way. Pasang surut membuat gugus bola itu seperti ditempa menjadi cakram, diikuti sebentuk bola lingkaran di sekitar cakram. Cakram dan bola lingkaran itu berinteraksi, memanggang cakram.Daerah gas yang dipanaskan mengelupas akibat pasang surut. Bintang-bintang di daerah cakram mengelupas akibat pasang surut dan menjulur membentang di angkasa. Bima Sakti ‘memakan’ gas dan materi dari LMC melalui interaksi pasang surut.Sagittarius Kerdil, Awan Magellan Besar, dan satelit galaksi lainnya memberi kontribusi untuk membangun galaksi kita. Pada dekade yang akan datang, temuan aliran bintang dari Galaksi Sagittarius Kerdil boleh jadi tidak berarti. Tapi Bima Sakti tumbuh dari penggabungan dan bertambah dari proses itu. Asimilasi galaksi-galaksi akan melahirkan bintang baru, gas, dan materi gelap, yang akan memicu terbentuknya formasi bintang-bintang. Dan imigran yang dibekap galaksi kita merupakan getaran ‘dawai’ yang memicunya.

.Mengaduk Susu Dewi Juno

Cakram Bima Sakti diketahui menebal pada pusatnya. Dari pengamatan menunjukkan daerah kabut susu membentuk gelang yang mengelilingi pusat galaksi. Orang Eropa kuno menyebutnya ‘Jalur Susu’, Milky Way. Mereka percaya, lajur putih itu adalah air susu Dewi Juno (Hera, istri Zeus) yang tumpah ke angkasa
Posisi Matahari dalam Galaksi Bimasakti (Milkyway) berada di tepiannya. .


Posisi Matahari dalam Galaksi Bimasakti (Milkyway) berada di tepiannya


.Untuk memahami bentuk asli Milky Way, diperlukan waktu panjang dan kajian pemikiran mendaham. Melibatkan banyak astronom dari berbagai generasi, yang buah karyanya saling melengkapi dan menyempurnakan. Usaha mengenal Galaksi Milky Way atau Bima Sakti juga menimbuhkan persoalan, karena manusia berada di dalamnya. Jadi, bagaimana bisa menentukan bentuk dan ukuran galaksi? Namun itu tak menciutkan nyali para astronom.

..Model dan ukuran Bima Sakti pertama kali dilakukan Sir Frederick William Herschel (1738-1822) pada 1760. Dia menelisik langit dengan teropong berdiameter 120 sentimeter. Dengan membandingkan kerapatan bintang di segala arah penjuru langit, dia menyimpulkan bahwa bentuk Bima Sakti seperti batu gerinda (asahan) yang tak sempurna. Dan tata matahari berada di pusat Bima Sakti. Herschel menyelesaikan penelitiannya sela¬ma 20 tahun, yang kelar pada akhir 1802. Dia berhasil menghitung 90.000 lebih bintang di 2.400 sampel area.

..Pada 1900-an, Jacobus Cornelius Kapteyn (1851-1922), astronom dari Observatorium Leiden, Belanda, memperbaiki model Herschel dengan menampilkan Bima Sakti berbentuk cakram. Namun tetap dengan tata matahari dianggap berada di tengahnya. Dia menyimpulkan, kerapatan bintang di semua penjuru langit serba sama. Ukuran Bima Sakti meluas menjadi berdiameter 5.000 tahun cahaya.

..Pemahaman tentang Bima Sakti terus berkembang. Harlow Shapley (1885-1972), astronom dari Observatorium Mount Wilson, mempelajari gugus-gugus bola bintang pada 1920. Koloni ribuan hingga ratusan ribu bintang yang tampak seperti bola itu tersebar simetris ke arah bintang Sagittarius di jalur putih Bima Sakti. Shapley menyimpulkan, gugus itu berpusat searah rasi Sagittarius. Titik pusat itu berada lebih dari 30.000 tahun cahaya dari bumi. Pengamatan bintang juga menunjukkan, makin dekat ke arah rasi Sagittarius, koloni bintang makin rapat. Bintang-bintang rapat itu berjarak kurang lebih 30.000 tahun cahaya dari matahari.

..Apakah Bima Sakti punya lengan spiral? Pemetaan sebaran bintang muda dan panas menunjukkan, Bima Sakti memang memiliki lengan-lengan spiral. Lengan-lengan itu antara lain lengan Sagittarius, Perseus, dan Orion, tempat matahari tinggal. Bima Sakti berbentuk seperti cakram yang kembung pada pusatnya. Pusat kembung Bima Sakti dihuni bintang-bintang tua.

.Gambaran seniman posisi lengan-lengan galaksi Bimasakti


Gambaran seniman posisi lengan-lengan galaksi Bimasakti


.Dari situ menjulur lengan spiral dengan cabang-cabangnya. Jejari cakram Bima Sakti sekitar 50.000 tahun cahaya. Jika bintang-bintang itu benar merupakan tumpahan air susu Dewi Juno, maka air susu itu seperti ditampung sebuah cawan, kemudian diaduk memutar. Pusaran air susu itu menggambarkan gerak bintang mengelilingi pusat galaksi. Gerak bintang teramati dari pergeseran garis spektrumnya. Sedangkan sang surya sendiri mengelilingi pusat galaksi searah jarum jam, dengan orbit hampir mendekati lingkaran.

..Matahari berlari 250 kilometer per detik, sekali putaran makan waktu 230 juta tahun. Milky Way diprediksi memiliki massa 2 trilyun (2 x 1.012) kali matahari, terbagi menjadi 100 hingga 300 milyar bintang. Matahari, sebagai salah satu bintang, mengavling daerah di sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Jadi, tata surya sama sekali bukan pusat galaksi. Bima Sakti tidak sendirian mendiami alam semesta. Masih banyak sistem serupa yang mengisi setiap sudut langit. Ribuan bahkan jutaan rumpun bintang atau pulau bintang di alam semesta telah dipergoki teleskop bikinan manusia. Misalnya, teleskop raksasa di Mount Palomar, California, Amerika Serikat, mampu melihat sedikitnya semilyar galaksi di sekitar tata surya.Maka, Simon Driver tidak salah mengira bahwa dengan teleskop yang lebih canggih, jumlah bintang bakal bertambah terus. Demiki¬an pula jumlah galaksi yang bisa diamati.


(Sumber: GATRA, 14 November 2007)

Selasa, 01 Desember 2009

Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari Total Sebagi Musim Kedua di Tahun 2007

Pada musim gerhana kedua tahun 2007 akan berlangsung Gerhana Bulan Total 28 Agustus 2007 (GBT – 28 Agustus 2007 dan Gerhana Matahari Sebagian 11 September 2007 (GMS – 11 September 2007).


GBT – 28 Agustus 2007
GBT – 28 Agustus 2007 merupakan gerhana Bulan seri Saros 128 dan merupakan Gerhana Bulan ke 40 dari 71 Gerhana Bulan dalam seri Saros 128. Pada musim gerhana kedua ini kedudukan Bulan dan Matahari seolah bertukar tempat kalau pada GBT 3-4 Maret 2007 Matahari berada di arah rasi Aquarius maka pada GBT 28 Agustus 2007, Bulan berada di arah rasi Aquarius dan Matahari di arah rasi Leo. Gerhana Bulan ini bisa disaksikan bagi pengamat yang berada di wilayah Indonesia. Pada sore hari Bulan terbit dalam keadaan gerhana.







 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


Jadual gerhana Bulan Total adalah sebagai berikut :
Gerhana Penumbra dimulai jam 14:52 wib.
Gerhana Bulan Sebagian dimulai jam 15:51 wib.
Gerhana Bulan Total dimulai jam 16:52 wib.
Puncak Gerhana Bulan Total jam 17.37 wib.
Gerhana Bulan Total berakhir jam 18:23 wib.
Gerhana Bulan Sebagian berakhir jam 19:24 wib.
Gerhana Penumbra berakhir jam 20:22 wib.

GBT 28 Agustus 2007, awal gerhana dapat disaksikan di Amerika Utara, sebagian Amerika Selatan, Antarctica , New Zealand, Australia bagian timur, timur laut Asia, lautan Pacific, lautan Atlantic bagian barat; Indonesia, Asia Timur, lautan India. Akhir gerhana Bulan Total dapat disaksikan di Afrika, Europa, Asia Barat, Queen Maud Land di Antarctica, Semenanjung Antarctic, America Selatan, eastern North America, Greenland, kawasan Arctic, lautan Atlantik, barat lautan Indian. Bagi yang tinggal di Indonesia untuk mengamati gerhana Bulan 28 Agustus 2007, cari lokasi lapang di kaki timur langit. Daerah lapang kira – kira 20 derajat di selatan titik lokasi Matahari terbit (kalau kita menghadap ke timur, arah tangan kanan adalah arah Selatan) harus cukup lapang tidak ada halangan bangunan atau pohon agar bisa menyaksikan gerhana Bulan mulai Bulan terbit.

Fasa Bulan dan Gerhana Bulan
Tahun 2007 terdapat 13 fasa Bulan Purnama. Yang pertama pada 3 Januari 2007 dan yang terakhir 24 Desember 2007. Bulan Juni 2007 terdapat 2 fasa bulan Purnama yaitu 1 Juni 2007 (pertengahan Jumadil Awal 1428 H) dan 30 Juni 2007 (pertengahan bulan Jumadits Tsani). Dua diantara 13 fasa Bulan Purnama berlangsung pada musim gerhana yaitu 3-4 Maret 2007 dan 28 Agustus 2007.

Dalam 19 tahun terdapat 235 kali Bulan Purnama. Bulan Purnama itu tersebar 7 tahun dengan setiap tahun terdiri dari 13 Bulan Purnama ( total 91 Bulan Purnama) dan 12 tahun dengan setiap tahun terdiri dari 12 Bulan Purnama (144 Bulan Purnama). Pada tahun 2007 terdapat 13 bulan Purnama, Purnama pertengahan bulan Dzulhijjah 1427 H (3 Januari 2007) sampai Purnama pertengahan bulan Dzulhijjah 1428 H (24 Desember 2007). GBT pertama akan berlangsung pada pertengahan bulan Safar 1428 H ( 3-4 Maret 2007) dan pertengahan bulan Sya’ban 1428 H (28 Agustus 2007).

Gerhana Bulan 2007 di Indonesia



Secara umum di Indonesia tidak bisa menyaksikan keseluruhan momen rangkaian gerhana Bulan Total baik untuk GBT 4 Maret 2007 (GBT Maret 2007) atau GBT 28 Agustus 2007 (GBT Agustus 2007). Dari kedua momen gerhana yang bisa disaksikan di Indonesia Bulan Terbenam dalam keadaan Gerhana dan Bulan Terbit dalam keadaan Gerhana. Kondisi dibeberapa kota misalnya:


Yogyakarta
Untuk GBT Agustus 2007, Bulan terbit di Yogyakarta sekitar 11 menit sebelum pertengahan gerhana Bulan Total dimulai 17:37 wib. Momen – momen akhir gerhana GBT Agustus 2007 bisa disaksikan dari Yogyakarta.
Medan
Untuk GBT Agustus 2007,di Medan Bulan terbit sekitar jam 18:32 menit momen gerhana Bulan Total berakhir jam 18:23 wib. GBS akan berakhir pada jam 19:24 wib. Jadi kondisi kesempatannya kurang menguntungkan dibanding dengan kota dibagian Timur,seperti di Yogyakarta.
Banda Aceh
Untuk GBT Agustus 2007, Bulan terbit sekitar jam 18:46 menit momen gerhana Bulan Total berakhir jam 18:23 wib. GBS akan berakhir pada jam 19:24 wib.
Mataram
Untuk GBT Agustus 2007, di Mataram Bulan terbit sekitar 26 menit sebelum pertengahan gerhana Bulan Total dimulai 17:37 wib.
Surabaya
Untuk GBT Agustus 2007, di Surabaya Bulan terbit sekitar 11 menit sebelum pertengahan gerhana Bulan Total dimulai 17:37 wib.
Bandung
Untuk GBT Agustus 2007, di Bandung Bulan terbit sekitar 10 menit setelah pertengahan gerhana Bulan Total dimulai 17:37 wib.
Jakarta
Untuk GBT Agustus 2007, di Jakarta Bulan terbit sekitar nol menit sebelum pertengahan gerhana Bulan Total dimulai 17:37 wib.

GMS – 11 September 2007
GMS – 11 September 2007 merupakan gerhana Matahari seri Saros 154 dan merupakan Gerhana Matahari ke 6 dari 71 GM dalam seri Saros 154. Bila pada musim gerhana pertama Bulan dan Matahari berada di arah rasi Aquarius, pada musim gerhana kedua Bulan dan Matahari berada di arah rasi Leo. GMS – 11 September 2007 dapat diamati di sebagian negeri Amaerika Selatan dan kawasan kutub Selatan. GMS – 11 September 2007 tidak dapat disaksikan bagi pengamat yang berada di wilayah Indonesia.
Fasa Bulan dan Gerhana Matahari
Tahun 2007 selain terdapat 13 fasa Bulan Purnama juga terdapat 12 fasa Bulan Baru. Yang pertama 19 Januari 2007 (ijtimak akhir Dzulhijjah 1427 H)dan yang terakhir 9-10 Desember 2007 (ijtimak akhir Dzulhijjah 1428 H). Dua diantara 12 fasa Bulan Baru berlangsung pada musim gerhana yaitu 19 Maret 2007 (ijtimak akhir Safar 1428 H) dan 11 September 2007 (ijtimak akhir Sya’ban 1428 H). Lokasi musim gerhana mendekati titik Aries atau titik Musim Semi 21 Maret 2007 dan titik Musim Gugur 23 September 2007.
Bandung, 27 Februari 2007
Dr. Moedji Raharto
Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA ITB

Wajah Planet : Mengapa Bumi Berbeda?


Bumi yang kecil ini memang unik. Bentuk roman mukanya, atmosferanya, sampai isinya sangat unik dibanding planet2 lain. Apa saja yng membedakan bumi dengan planet2 lainnya ? Coba kita tengok bentar yuuk !.


Ukuran bumi dibandingkan dengan planet lainnya. Untuk membayangkan seberapa bumi kita dibndingkan planet2 lainnya klick gambar dibawah ini

















Dari ukurannya saja bumi bukanlah planet yang terbesar, namun juga bukan terkecil … tapi sudah pas ! kalau orang Malaysia cakap ngam-ngam !.



Kalau dibandingkan posisinya dengan Matahari. Planet bumipun nomer tiga jaraknya dari matahari, gambar disebelah hanya menunjukkan urutan tetapi bukan jaraknya looh. Kalau jaraknya juga dimasukkan nanti ukurannya kuecil-kuecil, ntar ngga bisa kliatan. Ini hanya menunjukkan dimana posisi planet saja.

Apa saja ciri fisik planet-planet ini tata surya ini. Dibawah ini perbandingan suhu, densitas, massa (berat), gaya grafitasi, serta lamanya satu hari di planet-planet itu.

Suhu bumi tidak terlalu panas untuk mahluk hidup dan manusia, densitas atau berat jenis bumi ternyata terbesar diantara planet-planet dalam (planet yang dekat dengan matahari). tetapi karena ukuran diameternya Jupiter memilki berat (massa) terbesar, dan apa konsekuensi dari massa ? Ya, grafitasi di Jupiter juga paling besar. Ini kalau kita di Jupiter akan merasakan grafitasi dua setengah kali dari di Bumi, artinya kalau kita disana, maka badan kita akan terasa berat diangkat. Kali aja kita jadi pendek2 deh deh disana .


Nah yang menarik satu hari dibumi lamanya 24 jam. Tetapi di Venus sehari akan terasa 243 kali dibumi. Walah kalau disuruh puasa sehari gimana doonk ?. Nah, Mars ini sepertinya paling enak, sehari di Mars lamanya 24.6 jam, hampir sama dengan bumi. tetapi planet ini agak males muteri matahari, sehingga setahun di mars serasa 686.98 hari. Walllah, dua tahun sekali baru masuk bulan puasa donk ?.

Ternyata, perbedaan diatas ternyata tidak hanya karena dinamisnya planet2 ini ketika mengelilingi matahari. Tetapi ternyata interior planet ini juga berbeda-beda. Coba lihat













Y ang terlihat dari disain interior planet ini ternyata ukuran inti planet berbeda-beda. Bumi memilki diameter inti planet yang relatif kecil dibanding ukuran diameter keseluruhannya. Inti planet memilki densitas paling besar dari planet itu. Sehingga sangat menentukan berat (masa) planet dan tentusaja nantinya akan menetukan besarnya gaya gravitasinya juga.



Bumi memiliki air cukup banyak kalau dilihat volumenya dibanding planet-planet lain (lah wong belum dibuktikan adanya air di planet lain) namun air itu hampir semuanya berada di laut berupa air asin. Jumlah air keseluruhan diperkirakan lebih kurang 1,338,000,000 kilometer kubik. Air ini menutup 70.8 persen (361.13 juta km2) sisanya daratan hanya 29.2 persen berupa daratan.



Di bumi proses tektonik dan air merupakan dua proses utama pembentuk roman muka bumi. Tektonik di bumi ini menggerakkan kerak-kerak tektonik sehingga menyebabkan pengangkatan dan juga penurunan tentu saja. Sedangkan air akan “mengukir” permukaan bumi ini menjadi ukiran-ukiran indah seperti dibawah ini :

Gambar disebelah ini diambil dari satelit, kemudian dengan manipulasi warna serta image processing mirip kalau kita pakai Adobe Photoshop, maka akan terkuak bahwa bumi merupakan produk artis yang lebih tinggi dari maestro-maestro seni lukis maupun seni patung yang pernah ada di dunia ini.



Bagaimana bumi ini diukir ? Ya tentusaja dengan air yang berupa siklus. Ya, siklus air ini selalu “meramaikan” kegiatan yang ada di bumi. Air ini berputar-putar, tidak ada ujung dan tidak ada akhir dalam siklus ini. Lah menurutmu awalnya air darimana ? dari laut atau dari es, atau malah air berasal dari titik-titik hujan ? Silahkan berspekulasi, lah wong poro ahli aja kalau ditanya malah mbundet dewe

Tetap harus diingat bahwa air ini 96% berada di laut, sedang sisanya hanya 4 % berada di darat. Dari keseluruhan air ini hanya 0,75% yang merupakan air tawar dan dapat dimanfaatkan langsung untuk kehidupan manusia. Nah tuuh … sepertinya emang air itu buanyak di bumi dibanding planet-planet lain tetapi volume yang dapat dimanfaatkan manusia kurang dari 1% saja. Jadi harus hemat air ya ? Kalau ternyata kamu melihat ada pipa air yang bocor cepetan nelepon PAM (perusahaan air minum), seperti Ki Sakiyun, supaya kran bocor cepet-cepet ditutup, sehingga air tidak ngocor terbuang percuma.

Nah sekarang tahu kan apa yg membuat roman muka bumi berbeda dengan planet-planet lain, ya karena di bumi “diramaikan” dengan adanya gegap-gempitanya pergerakan kerakbumi yg membuat gunung api dan pengangkatan pegunungan dan juga ukiran dari silus air. Jadi gerakan kerak tektonik ya memang diperlukan dalam kehidupan di bumi, juga air sangat penting dalam kehidupan ini.

Teleskop "Hubbel" Tangkap Naga di Luar Angkasa ( Meteor )

Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide.


Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater.



WASHINGTON - Teleskop luar angkasa Hubble merekam citra sebuah bayangan berbentuk mirip seperti naga. Selain itu, teleskop yang baru diperbaiki tersebut juga menemukan sejumlah keajaiban luar angkasa lainnya.


Pekan lalu, tepatnya pada Rabu (9/9/2009) lalu para ilmuwan merilis gambar-gambar terbaru yang direkam oleh teleskop Hubble.

Salah satu yang paling menarik dan membuat para ilmuwan takjub adalah gambar sebuah galaksi yang yang menyerupai bentuk naga dalam sebuah bayangan kosmis.

Sebenarnya, gambar tersebut merupakan citra dari sebuah galaksi spiral biasa, namun cahaya sinar membuatnya membentuk lekukan dan berbelok-belok menyerupai naga.

"Gambar Hubble terbaru menunjukkan keadaan galaksi yang lebih rinci dari sebelumnya," kata david Leckorne dari Goddard Space Flight Center NASA di Maryland seperti dikutip dari New Scientist, Senin (14/9/2009).

Gambar ini diabadikan menggunakan kamera canggih milik Hubble yang baru saja diperbaiki pada Mei silam. Selain gambar 'naga' tersebut, NASA juga merilis gambar kelompok bintang beraneka warna, sebentuk bintang nebula, dan sekelompok galaksi yang saling berinteraksi.



Astronot Scott Altman yang terlibat dalam misi perbaikan Hubble Mei lalu menyatakan kekagumannya atas gambar-gambar yang dihasilkan Hubble.

"Gambar-gambar ini sungguh mengesankan saya dan seluruh anggota tim misi perbaikan Hubbe," kata Altman. (rah)

sumber : http://okezone.com/

Ilmuan Temukan Bukti Adanaya Danau di Planet Mars


Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari nama Dewa Yunani kuno untuk perang. Namun planet ini juga dikenal sebagai planet merah karena penampakannya yang kemerah-merahan.


Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernapasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana.

Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 24,62 jam.
Dalam mitologi Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra dari Zeus dan Hera.

Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa
Gambar dari sebuah kamera High Resolution Imaging Science Experiment di pesawat Reconnaissance Orbiter menunjukkan air memotong ngarai sepanjang 50 kilometer," kata tim ilmuwan di University of Colorado, Boulder.



Danau itu diduga memiliki ukuran 200 kilometer persegi dan kedalaman 450 meter, tulis para peneliti tersebut di jurnal Geophysical Research Letters.

Sekarang tak ada perdebatan bahwa air memang ada di permukaan Mars --robot peneliti telah menemukan es. Juga ada bukti bahwa air mungkin masih merembes ke permukaan dari bawah tanah, kendati air itu segera hilang akibat cuaca dingin, asmosfir tipis Planet Merah tersebut.

Beberapa ilmuwan peneliti planet juga telah melihat apa yang boleh jadi merupakan tepi sungai raksasa dan laut --tapi sebagian bentuk itu juga dapat diperdebatkan dan diduga terbentuk oleh longsoran tanah kering. "Ini adalah bukti pertama yang tak meragukan mengenai garis pantai di permukaan Mars," kata Gaetano Di Achille, yang memimpin studi tersebut.

"Pengidentifikasian jalur pantai dan bukti ekologi yang menyertai memungkinkan kami menghitung ukuran dan volume danau itu, yang tampaknya terbentuk sekitar 3,4 juta tahun lalu," kata Di Achille dalam satu pernyataan.

Air adalah kunci bagi kehidupan dan para ilmuwan mencari dengan sia-sia bukti mengenai kehidupan, baik pada waktu lalu maupun sekarang, di Mars. Keberadaan air di planet itu juga dapat bermanfaat bagi peneylitian manusia pada masa depan.

"Di Bumi, delta dan danau adalah pengumpul yang sangat bagus dan pelestari tanda kehidupan masa lalu," kata Di Achille. "Jika kehidupan pernah ada di Mars, delta mungkin menjadi kuncil guna membuka rahasia biologi masa lalu di Mars," kata Di Achille.

"Bukan hanya penelitian ini membuktikan bahwa ada sistem danau yang lama hidup di Mars, tapi kita juga dapat melihat bahwa danau yang terbentuk setelah kondisi hangat, basah diduga telah hilang," kata asisten profesor, Brian Hynek.

Danau tersebut barangkali telah menguap atau membeku selama perbuahan iklim singkat, kata para peneliti itu. "Airnya diduga telah berubah menjadi uap.. Tak seorang pun mengetahui apa yang mengubah Mars dari planet yang hangat dan lembab menjadi seperti sekarang -- gurun beku tanpa udara." (Ant/OL-04)

Apakah itu Planet X?

Siang ini ada sebuah pertanyaan yang dilontarkan, apa itu planet X? dari manakah ia datang? Apakah ia akan menghancurkan Bumi? Apakah planet X itu ada? Pertanyaan yang sama yang merebak seiring dengan isu adanya kehancuran di tahun 2012.


Obyek Sabuk Kuiper yang sudah diketahui. Kredit : wikipedia, hubblesite


Jauh sebelum Pluto ditemukan, astronom dunia terpikat untuk mencari kemungkinan keberadaan sebuah benda lain di luar orbit Neptunus. Pada tahun 1843, John Couch Adams mempelajari gangguan orbit yang terjadi di Uranus dan dari interaksi gravitasi ia menyimpulkan ada planet ke delapan yang mengganggu planet gas raksasa tersebut. Hal ini jugalah yang membawa manusia pada pencarian planet ke delapan dan pada akhirnya menemukan Neptunus mengorbit Matahari pada jarak 30 SA. Ternyata, Neptunus juga mengalami hal yang sama dengan Uranus. Ia mengalami gangguan orbit dan diperkirakan ada planet lain yang menggangu orbitnya seperti halnya Uranus.

Tahun 1930, Pluto ditemukan tengah bersembunyi di balik kegelapan di tepi Tata Surya. Dan segera pula diketahui kalau Pluto itu kecil, dan ia bukan planet X yang dicari. Maka pencarian pun diteruskan..

Selama 80 tahun terakhir, para astronom telah melakukan pencarian apakah ada planet raksasa lainnya yang ada di luar Neptunus. Namun pada kenyataannya yang ditemukan adalah sejumlah obyek di sabuk Kuiper dan beberapa di antaranya sekarang didefinisikan sebagai planet katai. Dan lagi-lagi tak ada planet X yang ditemukan. Bahkan si X ini justru disinonimkan dengan teori konspirasi, maupun hari kiamat. Dan juga dikaitkan dengan planet Nibiru, sebuah planet hipotetik dari bangsa Sumeria yang sebenarnya tak ada kaitannya sama sekali dengan istilah planet X yang sebenarnya.

Tak pelak setahun terakhir ini, isu kiamat 2012 merebak kencang. Ketakutan dan kekhawatiran muncul.. berbagai pertanyaan terlontar. Ada yang mengatakan ada sebuah planet mistis yang akan muncul di bagian dalam Tata Surya pada tanggal 21 Desember 2012. Isu ini jelas-jelas menyesatkan bahkan ketakutan tentang planet X sama sekali tak beralasan.

Pada kenyataannya, planet X merupakan sebutan untuk planet yang belum diketahui atau belum teridentifikasi, khususnya untuk pencarian planet masif di luar orbit Neptunus, di era pre-Pluto (sebelum Pluto ditemukan). Dan Planet X ini merupakan perjalanan pencarian yang luar biasa menyenangkan yang dialami para astronom dan mencapai puncaknya saat Pluto ditemukan.

Pencarian Planet X



Sejak Percival Lowell menyatakan kalau ada planet lain di luar sana yang mengganggu orbit Neptunus, pencarian pada planet asing itu pun dimulai. Tahun 1930, saat Clyde Tombaugh menemukan Pluto, bisa dikatakan penemuan ini membenarkan teori Lowell. Sayangnya di era 1970-an diketahui kalau Pluto terlalu kecil untuk dapat menimbulkan gangguan pada orbit planet, dalam hal ini planet gas raksasa seperti Neptunus.




Seiring berjalannya waktu dan teknik yang makin berkembang, gangguan yang pernah diperkirakan ada pada orbit Neptunus ditemukan merupakan kesalahan dalam observasi. Karena itu tak lagi diperlukan keberadaan planet X, benda planet hipotetik tidak lagi diperlukan untuk diperhitungkan dalam gangguan orbit tersebut. Tapi, pengamatan benda-benda di Sabuk Kuiper justru memperkuat kembali pencarian planet X dan X disini bermakna belum teridentifikasi. Jadi yang dicari adalah sebuah benda yang belum diketahui dan belum diidentifikasi.

Sabuk Kuiper merupakan area di ruang angkasa di lingkungan Pluto. Di area ini terdapat banyak benda berupa es dan batuan yang berhasil diamati. Dengan perkembangan teknologi dalam observasi, berbagai benda kecil semakin mudah diamati di area Tata Surya dan di sistem lainnya di luar Tata Surya. Saat ini para peneliti telah berhasil melakukan plot distribusi obyek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object / KBO).

Dalam sebaran KBO dari 30 – 50 SA, pada kisaran jarak 50 SA sabuk Kuiper berakhir begitu saja. Kondisi ini dikenal dengan nama Jurang Kuiper dan sangat sedikit obyek yang bisa diamati di balik titik ini. Dan diyakini kalau kondisi tersebut disebabkan keberadaan sebuah obyek yang lebih besar dari Pluto dan lebih kecil dari Bumi. Sampai saat ini belum ada benda lain yang ditemukan di area tersebut namun Jurang tersebut memang ada setelah jarak 55 SA.

Para pencari planet X, mengindikasikan ada planet kecil yang mengorbit pada jarak 60 SA atau ada pula planet masif yang 50% lebih besar dari Jupiter berpatroli di angkasa pada jarak 1000 SA. Tapi tetap tidak ada bukti kuat untuk mendukung teori ini dan tidak ada hasil pengamatan yang bisa mengkonfirmasi keberadaan planet tak dikenal tersebut.

Lorenzo Iorio dari National Institute of Nuclear Physics di Pisa, Italia, menggunanakan data orbit dari pengamatan selama bertahun-tahun dan mencoba mengkalkulasi jarak orbit terdekat bagi sebuah planet masif untuk mengorbit jika planet tak dikenal ini memang ada. Dan jika planet ini ada dan berada cukup dekat, keberadaan gravitasinya pasti akan langsung terdeteksi dan bisa dengan mudah pula mendeteksi gangguan yang diakibatkan pada dinamika planet dalam

Hasilnya, seluruh planet yang memiliki massa Mars dan lebih besar dari Mars telah ditemukan di Tata Surya. Hasil komputasi Iorio menunjukkan jarak minimum untuk planet bermassa Mars, Bumi, Jupiter dan juga bermassa Matahari bisa berada pada jarak 62 SA, 430 SA, 886 SA dan 8995 SA. Sebagai perspektif, Pluto memiliki jarak rata-rata 39 SA.


Jika kita berandai-andai, katakanlah ada sebuah planet masif yang disebut planet X berpatroli di luar Pluto. Menurut para penggemar teori planet X dan kiamat, si planet X ini akan mengganggu orbit planet-planet di Tata Surya dan kemudian masuk dan menyebabkan kehancuran pada Bumi. Ternyata ada masalah lain yang menggagalkan teori tersebut.
Jika planet tak dikenal atau si planet X ini memang ada dengan ukuran yang cukup, katakanlah seukuran Pluto maka menurut David Jewitt obyek tersebut tentunya sudah bisa diamati saat ini jika ia mengorbit sampai jarak 320 SA dari Matahari. Dan di luar jarak itu tidak ada massa signifikan yang bisa ditemukan, jika massa Pluto dianggap signifikan.


Dengan demikian, ide keberadaan planet X yang akan muncul tahun 2012 dan memiliki ukuran lebih besar dari Pluto dan berada pada jarak 75 SA jadi hal yang sangat aneh. Bagaimana tidak, saat ini obyek-obyek yang bahkan seukuran asteroid dan pluto pun sudah bisa dideteksi mulai dari jarak dekat Bumi sampai beberapa ratus Satuan Astronomi (SA). Di antara obyek yang ditemukan pada jarak jauh itu ada pula Eris dan Sedna dan beberapa obyek tersebar lainnya. Dan sama seperti Pluto, Eris pun tidak masuk hitungan sebagai planet X, karena ia memang tidak cukup “besar”.


Rata-rata obyek di Sabuk Kuiper yang ditemukan memiliki massa yang tak jauh berbeda dari Pluto atau lebih kecil dari Pluto. Ingat: pencarian planet tak dikenal ini awalnya mengacu pada planet masif yang mengganggu orbit Neptunus.

Dengan demikian seandainya ditemukan obyek lain di luar orbit Pluto atau di area di luar Jurang Kuiper maka bisa dikatakan pengaruhnya pada area di bagian dalam Tata Surya akan sangat kecil bahkan untuk ribuan tahun ke depan. Mengapa?

Jawabannya sederhana, karena kita sudah menemukan semua planet masif yang lebih besar dari Mars di Tata Surya. Pada akhirnya bisa dikatakan seluruh cerita tentang planet X yang dikaitkan dengan hari kehancuran atau kiamat hanyalah sebuah mitos dan kaitannya dengan Nibiru pun tak lebih dari sekedar mitos dari bangsa Sumeria.

Sumber: arXiv, NASA adsabs, Astroengine, Universe Today, M. Brown (Sedna and other KBO paper), Science@NASA.

Hantu Saturnus Menari di Ruang Angkasa

INILAH.COM, Jakarta- Video pertama yang menunjukkan aurora di atas garis lintang utara Saturnus yang dikenal dengan cahaya utara di tata surya melakukan tarian hantu di atas planet bercincin.


Video terbaru ini menunjukkan perubahan aurora Saturnus setiap beberapa menit, dalam resolusi tinggi tiga dimensi. Gambar-gambar itu memperlihatkan profil aurora vertikal yang sebelumnya tidak terlihat, bergelombang seperti sebuah tirai panjang.


Tirai ini mencapai lebih dari 1.200 kilometer di tepi atas belahan planet bagian utara. Aurora terjadi di Bumi, Jupiter, Saturnus, dan beberapa planet-planet lain. Gambar baru ini akan membantu para ilmuwan dalam memahami lebih baik bagaimana proses dihasilkan.

"Aurora ini telah mempertontonkan pertunjukan yang memukau, pergeseran bentuk dengan cepat dan tirai memperlihatkan bahwa ada sesuatu yang mencurigakan di sana dan belum terlihat di Saturnus sebelumnya," kata Andrew Ingersoll dari Institut Technologi California di Pasadena.


Aurora muncul terutama di lintang tinggi dekat kutub magnet planet. Ketika partikel-partikel bermuatan dari Magnetosfer (gelembung magnetik yang mengelilingi planet), berpindah kebagian atas atmosfer planet menciptakan suasana yang bersinar.

"Tinggi tirai di Saturnus memperlihatkan perbedaan kunci antara atmosfer Saturnus dan atmosfer bumi," kata Ingersoll.[ito]